Meski kini lini Ferrari banyak didominasi mobil bermesin tengah, Ferrari sendiri cukup identik dengan GT bermesin depan. Enzo Ferrari sendiri dikenal tidak menyukai mesin tengah, dia pernah menyebut bahwa kuda harus berada di depan kereta dan tidak ditengah kereta.
Setelah lama absen di GT V12 bermesin depan, Ferrari meneruskan legenda Daytona era 60an dengan 550 Maranello. Diluncurkan pada tahun 1996, 550 Maranello memasukan mesin V12 5.500 cc dari 456 GT ke body desain Pininfarina dengan hidung panjang dan buritan pendek khas GT.
Tidak hanya cocok untuk perjalanan jauh, 550 Maranello juga dikenal sebagai mobil sports yang lincah. Tidak heran bahwa 550 Maranello pernah memenangkan Le Mans di kelasnya. 550 Maranello kemudian digantikan dengan 575M Maranello pada tahun 2001.
575M Maranello sendiri bukanlah mobil baru dan lebih kepada penyempurnaan desain terdahulu, dimana M berarti Modificata atau bahasa Italia untuk modifikasi. Kapasitas mesin dinaikan menjadi 5.700 cc dan terdapat pilihan transmisi baru yaitu automated manual seperti yang digunakan mobil balap F1 Ferrari saat itu.
Body mobil juga mendapatkan perubahan agar lebih aerodinamis dan segar. Rem mobil ditingkatkan dengan diameter yang lebih besar dan juga suspensi mobil dibuat lebih dinamis. Model ini terus diproduksi hingga tahun 2006 ketika digantikan dengan 599 GTB Fiorano yang merupakan mobil all new.
Kehadiran seri Maranello bertepatan dengan pembukaan pasar Indonesia untuk mobil impor CBU. 575M Maranello pun termasuk salah satu mobil yang dimasukan di era ini, namun hanya segelintir orang yang bisa membeli mobil ini, maklum dalam trah Ferrari 575M Maranello hanya dibawah Enzo Ferrari yang diproduksi secara terbatas.
Salah satu pemilik 575M Maranello yang beruntung adalah pengusaha bernama Ahmad Sahroni. Meski kala itu sudah memiliki Mercedes-Benz SLK 200 full AMG, Sahroni menginginkan sesuatu yang lain dan eksotisme 575M Maranello sesuai dengan kebutuhannya.
Tetapi tetap saja menurutnya 575M Maranello masih kurang unik dan dia ingin sesuatu yang membedakan mobilnya dengan Ferrari lain. Karena itu ditengah kesibukannya, Sahroni menyempatkan untuk melakukan modifikasi ke Ferrari, sesuatu yang jarang terdengar kala itu.
Senjata utamanya adalah sebuah velg baru lansiran Vellano buatan Amerika Serikat yang dipesan lewat Wibowo Santosa dari rumah modifikasi Permaisuri Ban. Velg dengan model VSE Polished ini dipesan khusus dengan ukuran 20x9 inci di depan dan 20x11 inci di belaknag.
Sedangkan untuk bannya menggunakan Continental Sport Contact2 berukuran 255/30ZR20 di depan dan 305/25ZR20 di belakang. Setelah dipasang ada sedikit masalah karena jarak ban dan spakbor yang kelewat besar sehingga penampilan mobil kurang sedap dipandang.
Untungnya suspensi standar Ferrari menganut adjustable sehingga bisa direndahkan dan mobil akhirnya memiliki jarak yang pas. Tidak hanya itu Sahroni mengganti knalpot standar Ferrari buatan Novitec Rosso asal Jerman yang membuat raungan V12 semakin galak.
Referensi: Motor Trend, September 2007
Penulis dan foto: Iman Firman
Credits link
source https://mobildanmotorbekas.blogspot.com/2021/09/ferari-si-kuda-jingkrak.html
Comments